KEPULAUAN RIAU -- Seiring perkembangan zaman, berbagai alternatif rokok mulai dikenal di kalangan masyarakat umum. Beberapa di antaranya adalah vape atau rokok elektrik, dan shisha.
Barangkali kita sudah familiar dengan keduanya. Namun, mungkin kita belum memahami perbedaan dua alternatif pengganti rokok tersebut. Berikut adalah ciri yang membedakan vape dan shisha.
BACA JUGA:
Vape, rokok bertenaga baterai
Vape merupakan kependekan dari vaporizer atau alat penguap cairan. Dalam dunia akademis, vape disebut juga sebagai Electronic Nicotine Delivery System (ENDS). ENDS ini berkaitan dengan sistemnya, sebagai alat pemanas cairan nikotin bertenaga baterai, namun tak semua cairan vape mengandung nikotin.
Kini, banyak perokok menggunakan vape. Sebagian besar alasannya adalah untuk berhenti merokok. Beberapa penelitian menyatakan bahwa vape lebih aman dibandingkan dengan rokok.
Hal tersebut disebabkan tidak adanya hasil pembakaran, seperti yang kita tahu, vape menghasilkan uap, bukan asap.
Namun, WHO sendiri belum menyatakan keamanan vape sebagai pengganti rokok tembakau, karena sampai hari ini belum ada penelitian yang menyeluruh dan valid. Bahan-bahan kimia yang terkandung dalam rokok elektrik masih belum dapat menjamin keamanan dan efeknya terhadap kesehatan.
Di samping itu, banyak cairan vape yang masih mengandung nikotin (meskipun pemakainya dapat mengatur kadarnya), sehingga potensi kecanduan nikotin pada para perokok belum bisa dihindari.
Shisha, “merokok” dengan pipa
Istilah shisha sering disebut sebagai aktivitas merokok menggunakan pipa air dengan selang-selang yang panjang.
Sebenarnya, shisha adalah ‘selai’ yang dibakar dan kemudian diisap dengan pipa air. Shisha merupakan kombinasi dari tembakau dengan perasa, misalnya buah-buahan atau mint. Sedangkan, sistem pipa airnya sering kali disebut dengan hookah atau bong.
Pipa air pada shisha terdiri dari empat bagian: bagian kepala untuk meletakkan selai atau shisha, bagian dasar sebagai penampung air, bagian pipa yang menghubungkan kepala dengan dasar, dan selang yang akan digunakan untuk mengisap asap shisha.
Sistem pemanasan pipa air shisha biasanya menggunakan bara atau arang. Ketika diisap melalui selang, asap dari selai akan turun ke bagian dasar, melewati air, dan terisap ke mulut melalui selang tersebut.
Salah satu fungsi air pada sistem tersebut adalah sebagai pendingin. Itulah yang menyebabkan asap yang diisap terasa lebih halus dan tidak panas seperti halnya rokok tradisional.
Namun, bagi tubuh, shisha memiliki bahaya yang kurang lebih sama dengan rokok tradisional. Perbedaannya, shisha dapat menyebabkan paparan karbon monoksida yang lebih parah daripada rokok tradisional.
Adakah yang aman dikonsumsi?
Dilihat dari sistem kerjanya, banyak orang mengungkapkan bahwa vape lebih aman karena tidak ada proses pembakaran. Sebagian lagi berpendapat bahwa shisha lebih aman karena caranya terlihat lebih ‘alami’.
Namun, pada dasarnya, keduanya sama-sama aktivitas yang berisiko, di mana seseorang dengan sengaja menghirup asap masuk ke dalam paru-paru. Paru-paru kita tetap memiliki potensi besar terkena gangguan pernapasan.
Meninggalkan rokok jenis apa pun adalah pilihan terbaik sebagai usaha menjaga kesehatan. Meskipun tak jarang pula perokok yang merasa kesulitan melepas diri dari adiksi nikotin dan kebiasaan merokok.
Tentu saja hal tersebut merupakan persoalan niat, di samping membutuhkan tekad sekeras baja. Ada banyak pilihan untuk mewujudkan niat dan tekad tersebut, salah satunya adalah konsultasi dengan ahli kesehatan maupun psikoterapis. Selamat menjalani hidup sehat!
Ikuti info dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI.id, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!