Pernah Punya KTP DKI dan Jayapura, Zhang Qing WN China 10 Tahun ‘Berkeliaran’ di Indonesia
Kanim Imigrasi Jayapura Darwanto didampingi Kadiv Imigrasi Kemenkumham Papua Novianto Sulastono (Foto Antara)

Bagikan:

KEPULAUAN RIAU - Kantor Imigrasi Jayapura menahan warga negara Cina bernama Zhang Qing alias Muhamad Benny, karena tidak menyimpan dokumen keimigrasian. Uniknya yang bersangkutan sudah 10 tahun lebih tinggal di Indonesia.

Kepala Kantor Imigrasi Jayapura Darwanto bersama Kadiv Imigrasi Kemenkumham Papua, Novianto Sulastono menjelaskan, Zhang diamankan pada 4 Desember 2020 lalu.

"Selain tidak memiliki dokumen keimigrasian dan yang bersangkutan juga sudah memiliki berbagai surat kelengkapan bukti WNI, seperti KTP dan kartu keluarga," ungkap Darwanto dilansir Antara, Selasa, 2 Februari.

Pernah Memiliki KTP di 2 Wilayah

Dia menambahkan, yang bersangkutan dulu pernah mempunyai KTP yang dibuat di 2 wilayah yakni DKI Jakarta dengan masa berlaku hingga 2009 dan Kota Jayapura pada 2020.

Penangkapan Zhang berawal saat dia menjadi sponsor melalui PT.Harapan Jaya di Abe Pantai. Saat itu petugas curiga karena Zhang turut membawa seorang wanita dan 2 anak kecil.

Perusahaan sponsor juga ditelusuri petugas. Hasilnya, ternyata perusahaan itu tidak ada karena alamat yang dicantumkan justru diisi oleh toko kelontong. Wanita yang ditemukan ternyata istri Zhang beserta putrinya. Ketiganya lalu dideportasi pada November 2020 lalu karena over stay.

Dengan kecurigaan itu, petugas mengamankan Zhang dan menyita berbagai dokumen yang dimilikinya berupa KTP, kartu keluarga dan foto copy paspor China serta dokumen lainnya.

"Kami akan memproses hingga ke pengadilan dan Zhang ditahan di Kanim Jayapura," kata Darwanto.

Kadiv Imigrasi Kemenkumham Papua Novianto Sulastono mengatakan, dengan ditingkatkan kasusnya ke penyidikan maka Zhang akan dikenakan pasal 119 huruf C. "Zhang akan diproses hukum hingga ke pengadilan," kata Sulastono.

Selain info tentang keimigrasian warga negara Cina bernama Zhang Qing, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!