Bagikan:

JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan percakapan telekonferensi dengan Presiden China Xi Jinping. Putin mengusulkan pengembangan lebih lanjut kemitraan strategis, hanya beberapa jam setelah Donald Trump dilantik sebagai presiden AS ke-47.

Putin melambaikan tangan ke arah Xi dan menyebut Ketua Xi sebagai "sahabatnya”. Putin mengatakan dirinya ingin menguraikan rencana baru untuk pengembangan kemitraan komprehensif dan kerja sama strategis Rusia-Tiongkok.

“Saya setuju dengan Anda bahwa kerja sama antara Moskow dan Beijing didasarkan pada kesamaan kepentingan nasional dan konvergensi pandangan mengenai hubungan antara negara-negara besar yang seharusnya,” kata Putin kepada Xi dilansir Reuters, Selasa, 21 Januari.

“Kami membangun hubungan kami atas dasar persahabatan, rasa saling percaya dan dukungan, kesetaraan dan saling menguntungkan. Hubungan ini bersifat mandiri, tidak bergantung pada faktor politik dalam negeri dan situasi global saat ini,” smabungnya.

Rusia, yang mengobarkan perang melawan pasukan Ukraina yang disuplai NATO, dan China, yang berada di bawah tekanan dari upaya bersama AS untuk melawan kekuatan militer dan ekonominya yang semakin meningkat, semakin menemukan tujuan geopolitik yang sama.

Putin dan Xi berusaha untuk menggambarkan Barat sebagai negara yang dekaden dan mengalami kemunduran.

Sementara Amerika Serikat menganggap China sebagai pesaing terbesarnya dan Rusia sebagai ancaman negara terbesarnya.

Mantan Presiden AS Joe Biden mengatakan negara-negara demokrasi di dunia menghadapi tantangan dari “negara otoriter” seperti Tiongkok dan Rusia.